Kisah Soichiro Honda

blogger templates


Cerita Inspiratif - Kisah Soichiro Honda


Blog Bisnis Online - Cerita inspiratif kita kali ini datang dari negara Jepang, dimana seorang insan yang sangat luar biasa telah menorehkan prestasi terbaiknya dalam kancah dunia perbisnisan. Bisnis yang ia geluti adalah bisnis otomotif, siapakah ia sobat? Tak lain dan tak bukan adalah seorang insan luar biasa bernama "Soichiro Honda."



Honda adalah merk jenis otomotif yang sangat terkemuka didunia. Siapa yang tak kenal dengan merk ini? Bahkan saking populernya, untuk menggantikan kalimat sepeda bermotor yang susah untuk diucapkan, maka mayoritas orang dipelosok kampungpun, termasuk dikampung saya menyebutnya dengan sebutan "HONDA", ini adalah fakta yang cukup real.



Nah, untuk itu saya akan paparkan sejarah singkat kehidupan seorang "Soichiro Honda" yang menggawangi lahirnya merk "HONDA" ini. Semoga dari kisah ini nantinya sobat bisa terinspirasi serta dapat mengambil hikmahnya dan menjadikan motivasi dahsyat untuk sobat terus melesat dalam bisnis yang sobat tekuni saat ini. Baik sobat, simaklah kisahnya berikut ini...



Soichiro Honda lahir didesa Kamyo, 17 November 1906, Distrik Shizuko, Jepang bagian tengah. Honda dulunya adalah seorang yang sangat pemalu, saking kupernya Honda, pada waktu sekolahnya selalu memilih bangku yang paling belakang dan jauh dari gurunya. Dan ia bukanlah seorang siswa dengan otak yang cemerlang, bahkan sejarah mencatatnya sebagai seorang insan yang sukses tanpa gelar, karena ia termasuk mahasiswa drop out.



Dalam perjalanan bisnisnya, Honda mengalami banyak kegagalan-kegagalan yang begitu hebat, sehingga ia kehabisan modal dalam pengembangan bisnisnya sampai ia jatuh sakit karenanya. Namun semua itu tidak pernah menyurutkan langkahnya untuk tetap berkarya. Bukan Honda namanya kalau ia sampai mati gaya dengan kondisi krusial tersebut. Inilah hebatnya sikap seorang Honda yang patut kita teladani.



Ketika Honda dikeluarkan dari universitasnya atau kena DO karena jarang mengikuti mata kuliah, ia pun tetap tegar dan fokus dengan apa yang menjadi impiannya. Dalam bahasa sederhananya ia mengatakan, "Nilaiku memang jelek disekolah, tapi aku tak pernah bersedih, karena sesungguhnya debutku itu didunia mesin, motor dan sepeda..." sungguh ungkapan seorang visioner yang mengagumkan.



Kesukaannya terhadap dunia mesin itu diwarisi dari sang ayah yang membuka bengkel reparasi pertanian dikampungnya. Waktu kecil, Honda sering dikasih tang catut atau tang kakak tua untuk membantu ayahnya mencabuti paku. Tidak jarang ia bermain sampai betah berjam-jam dipenggilingan padi hanya untuk memperhatikan kinerja dari mesin penggilingan padi tersebut, padahal pada waktu itu usianya masih dini.



Diusia tersebut, sekitar masuk usia 8 tahunan kebanyakan anak sebayanya itu lebih suka menghabiskan waktunya untuk bermain, namun hal ini tidak dilakukan oleh Honda. Ia lebih memilih bergelut dengan mesin. Bahkan untuk mengobati rasa penasarannya, ia rela bersepeda sejauh 10 mil hanya untuk bisa menyaksikan pesawat terbang secara langsung dibandaranya.



Untuk bersepeda, memang itu sudah menjadi hobby Honda dari semenjak kecil. Diumur 12 tahun, ia sudah bisa menciptakan sebuah sepeda ontel dilengkapi dengan rem kaki. Pada waktu itu Honda belum memiliki impian untuk menjadi pengusaha otomotif, karena ia sadar betul akan keadaan dirinya. Ia bukanlah anak orang kaya, Honda terlahir dari keluarga yang miskin, sehingga ia minder karenanya. Apalagi Honda termasuk anak yang lemah dari segi fisiknya.



Menginjak usia 15 tahun, Honda pindah kekota dan memutuskan untuk bekerja di "Hart Shokai Company", yaitu sebuah perusahaan otomotif milik Saka Kibara. Bossnya sangat menyayanginya dan puas melihat kinerja Honda. Karena Honda adalah seorang pemuda yang sangat cekatan dan sangat teliti dalam bekerja. Tidak ada permasalahan mesin yang luput dari pengamatannya, seperti suara mesin yang bermasalah, oli bocor dan lain-lain.



Dari sinilah Honda mendapatkan pengalaman dan wawasan yang cukup memadai didunia otomotif. Dengan prestasinya bekerja selama 6 tahun di Hart Shokai Company, akhirnya Honda ditempatkan dikantor cabang yang baru dibuka oleh bossnya dikawasan Hamamatsu. Dikantor cabang yang baru ini Honda semakin menonjol kepiawaiannya dalam urusan mesin.



Bahkan ditempatnya yang baru ini Honda selalu menjadi tempat penyelesaian akhir dari mesin-mesin yang bermasalah limbahan dari bengkel-bengkel yang lain. Hal ini menjadikan bengkelnya semakin terkenal dimana-mana. Sampai-sampai ia harus melakukan lembur sampi larut, bahkan sampai pagi terus menerus untuk menyelesaikan pekerjaannya tersebut.



Walaupun ia harus kerja lembur, namun hal ini tidak pernah mengurangi semangatnya dalam bekerja untuk terus meningkatkan kreatifitasnya dalam urusan otomotif. Dari idenyalah lahir sebuah gagasan baru untuk membuat jari-jari mobil yang semula menggunakan kayu diubahnya dengan menggunakan bahan dasar dari logam untuk meredam goncangan mobil pada saat mobil sedang berjalan.



Hasilnya sangat memuaskan para konsumennya, sehingga order jari-jari logam dari para konsumen keperusahaannya meningkat pesat, bahkan sampai diekspor kemanca negara. sungguh prestasi yang sangat luar biasa. Sehingga karya pertama Honda dalam membuat jari-jari dari bahan dasar logam ini akhirnya dipatenkan. Pada waktu itu Honda berumur 30 tahun.



Setelah memantapkan niat, akhirnya Honda memutuskan untuk keluar dari perusahaan dan melakukan usaha secara mandiri dengan mendirikan sebuah bengkel. Dan dibengkelnya yang baru ini Honda mengembangkan dan membuat ring piston dan ditawarkannya kepada perusahaan Toyota. Oleh perusahaan Toyota, hasil karyanya tersebut ditolak karena tidak memenuhi standard ring piston yang ada. Ring piston buatan Honda dinilai kurang lentur sehingga tak laku dijual kepasaran.



Akibat dari kegagalannya ini, Honda mendapatkan reaksi keras bahkan menjadi bahan ejekan dari teman-temannya yang sangat menyayangkan mengapa ia keluar dari perusahan tempat ia bekerja dulu. Akhirnya Honda jatuh sakit dengan sakit yang cukup serius. Namun setelah 2 bulan kemudian kesehatannya mulai membaik dan ia pun bangkit untuk menyelesaikan permasalahan seputar produk ring pistonnya yang gagal. Bahkan ia nekat kuliah lagi demi untuk mendapatkan solusinya.



Dengan penuh semangat Honda selalu mempraktekkan hasil dari mata kuliahnya. Wal-hasil, setelah 2 tahun kuliah, Honda dikeluarkan dari universitasnya karena jarang mengikuti mata kuliah dan lebih sibuk pada praktek dibengkelnya. Namun kesedihannya itu semua tergantikan dengan diterimanya ring piston hasil karyanya oleh pihak perusahaan Toyota dan langsung melakukan kontrak kerja sama dengannya.



Dari situlah akhirnya muncul ide Honda untuk mendirikan sebuah pabrik yang memproduksi ring piston secara massal. Namun untung tak bisa diraih, malang pun tak bisa ditolak. Pada waktu itu negara Jepang siap-siap untuk berperang dan tidak melayani bantuan dana kepada masyarakatnya, termasuk Honda. Akhirnya Honda bersama rekan-rekannya nekat mengumpulkan dana sendiri dan berhasil mendirikan sebuah pabrik sendiri.



Tidak lama ia berhasil mendirikan pabrik sendiri, akhirnya perang meletus, dan pabriknya terkena sasaran perang dan terbakar ludes tanpa tersisa. Namun itu semua tidak menjadikan Honda patah arang. Ia bangun lagi pabriknya dengan sisa-sisa dana yang ia kumpulkan lagi, akan tetapi kejadian yang sama kembali terulang untuk yang kedua kalinya. Maka habislah modal Honda.



Walaupun demikian, yang namanya Honda tetap tidak kehilangan akal. Melihat kondisi pailit yang seperti itu, maka ia perintahkan kepada semua karyawannya untuk memunguti sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika untuk dijadikan bahan baku bakal mendirikan pabrik baru, dan berdirilah pabrik baru tersebut.



Apakah lalu Honda sukses dengan pabriknya yang baru itu? Oh tidak! Tak lama setelah pabriknya berdiri, datanglah bencana alam berupa gempa yang memporak porandakan pabrik Honda tersebut. Akhirnya pabrik tersebut dijual ke pihak perusahaan Toyota. Dan Honda mencoba usaha-usaha yang lain, tapi semuanya gagal total. Maka sempurnalah penderitaan Honda pada waktu itu.



Setelah kejadian perang pada tahun 1947, negara Jepang mengalami krisis moneter, sehingga pasokan bensin pun semakin susah. Saking susahnya, Honda yang mau menjual mobilnya untuk makan setiap harinya saja itu tidak laku karena kondisi pada waktu itu benar-benar super krisis. Untuk menghibur kegalauan hatinya, Honda bersepeda ontel untuk bermain-main melakukan hobby semasa kecilnya.



Dan dengan idenya, sepeda tersebut dipasang mesin sehingga menjadi sebuah sepeda bermotor yang sangat nyaman untuk dikendarai. Saudara dan tetangganya yang melihat hal itu akhirnya berbondong-bondong memesan kepada Honda untuk dibuatkan kendaraan yang sama, sampai Honda kehabisan stok barang. Dari sinilah awal dari kesuksesan seorang Honda setelah bertubi-tubi mengalami kegagalan demi kegagalan.



Dan bermula dari lahirnya sepeda bermotor inilah kelak dikemudian hari menjadi sepeda bermotor dan mobil dengan merk "Honda" yang sangat populer dan terkemuka didunia dengan produksi besar-besaran seperti yang kita lihat saat ini. Honda meninggal dunia pada usia 84 tahun akibat penyakit lever yang dideritanya.



Kata mutiara yang sangat populer yang pernah disampaikan Honda semasa hidupnya adalah, "Orang-orang hanya melihat 1 persen dari kesuksesan saya, namun mereka tidak pernah melihat 99 persen dari kegagalan saya." Semoga kisah Soichiro Honda ini dapat menginspirasi kita semua untuk tetap semangat ketika mengalami kegagalan dalam bisnis kita, selalu bangkit terus disetiap kegagalan kita, tidak pernah berhenti dan tetap fokus pada impian kita, sehingga sukses pun bisa kita raih.

0 Response to "Kisah Soichiro Honda"

Post a Comment