Kecerdasan Imam Syafi'i

blogger templates


Cerita Inspiratif - Kecerdasan Imam Syafi'i


Blog Bisnis Online - Jaman dahulu dinegara Iraq dalam kepemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid hiduplah seorang ulama' yang sangat cerdas bernama Imam Syafi'i. Kecerdasan beliau dalam hal ilmu dan hikmah itu tidak diragukan lagi sehingga sampai sekarang beliaupun masih tetap menyandang gelar sebagai salah satu dari Imam Madzhab terkemuka dalam agama Islam.



Saking populernya kealiman dari Imam Syafi'i ini menjadikan iri para ulama'-ulama' lain yang merasa diri mereka lebih mumpuni dalam hal ilmu dan hikmah daripada Imam Syafi'i. Singkat cerita, mereka sepakat untuk melakukan test terhadap kecerdasan Imam Syafi'i dihadapan Khalifah Harun Ar-Rasyid dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang cukup rumit. Berikut ini pertanyaan-pertanyaan mereka...



Pertanyaan Pertama:

Ada seseorang yang memotong kambingnya, lalu ia keluar dari rumahnya, tak lama kemudian ia kembali dan berucap pada keluarganya, "Makanlah daging kambing itu, sesungguhnya ia haram bagiku." Kemudian dijawab pula oleh keluarganya, "Demikian pula, kambing itupun haram bagi kami." Bagaimana maksudnya yang demikian tadi?



Jawaban Pertama:

Jadi begini maksudnya, orang yang memotong kambingnya itu adalah seorang yang musyrik dan meniatkan pemotongan kambing tersebut atas nama berhala. Lalu ia pergi keluar rumah dan mendapatkan petunjuk dari Allah SWT, akhirnya ia masuk Islam. Setelah ia masuk Islam, maka kambing yang dipotong atas nama berhala tersebut haram baginya. Dan setelah keluarganya tahu akan hal itu, maka keluarganyapun memeluk agama Islam dan secara otomatis, kambing itupun haram juga bagi mereka.



Pertanyaan Kedua:

Dikisahkan ada dua orang muslim yang kedua-duanya sama-sama berakal dan minum arak bersama. Yang jadi pertanyaan kami, mengapa satu diantara mereka dikenai hukuman, sementara yang lainnya tidak?



Jawaban Kedua:

Karena mereka berdua berbeda. Yang kena hukuman karena ia sudah balligh, sedangkan yang tidak kena hukuman itu yang masih belum balligh atau masih dibawah umur.



Pertanyaan Ketiga:

Ada suatu kejadian, 5 orang melakukan zina dan mendapatkan hukuman yang berbeda-beda. Orang yang pertama harus dibunuh, kedua dirajam, ketiganya diberikan hukuman atas zina yang telah ia lakukan, ke empat mendapatkan hukuman separuh zina, dan yang ke limanya tidak dikenakan hukuman apa-apa. Bagaimana menurut Anda?



Jawaban Ketiga:

Orang pertama harus dibunuh, karena ia adalah seorang yang murtad dan menganggap bahwa zina itu adalah perbuatan yang halal. Orang kedua itu masuk dalam kategori zina muhshon, yaitu zinanya orang yang sudah pernah menikah, yang ketiga itu zina ghoiru muhshon, yaitu zinanya orang yang belum pernah menikah, yang ke empat itu seorang budak dan yang kelimanya adalah orang yang hilang ingatan atau gila.



Pertanyaan Ke empat:

Ada seorang muslim sedang menunaikan shalat, ketika ia salam kekanan, maka istrinya tertalaq saat itu juga, ketika ia salam kekiri shalatnya menjadi batal dan tidak syah, dan ketika ia memandang kelangit, maka ia harus membayar 1.000 dirham, apa maksudnya?



Jawaban Ke empat:

Ketika ia salam kekanan, ia melihat istrinya yang dinikahinya secara ghaib (suaminya tidak ketahuan rimbanya) itu datang, maka saat itu juga istrinya telah tertalaq olehnya. Kemudian ketika ia salam kekiri, ia melihat najis dipakaiannya, maka saat itu juga batallah shalatnya dan ketika ia memandang langit, ia melihat hilal dimana ia telah berjanji akan membayar hutangnya sebanyak 1.000 dirham ketika munculnya hilal.



Pertanyaan ini terus berlanjut hingga mencapai 11 pertanyaan dan dijawab semuanya dengan baik dan benar oleh Imam Syafi'i, sehingga hal ini menjadikan Khalifah Harun Ar-Rasyid tak mampu lagi memendam kekagumannya atas kecerdasan Imam Syafi'i ini. Khalifah pun berkata, "Keturunan Abdi Manaf memang luar biasa, engkau telah menjawab pertanyaan mereka dengan baik dan benar serta dengan menggunakan dasar yang sangat jelas."



Lalu Imam Syafi'i berucap, "Wahai Khalifah, saya akan mengajukan 1 pertanyaan saja kepada para ulama' ini, jika mereka bisa menjawab, maka aku sangat bersyukur al-hamdulillaah, namun jika mereka tidak mampu menjawab, maka tolong Khalifah mencegah kejahatan mereka atas diri saya." Maka Khalifah menjawabnya, "Baik, silahkan kau ajukan pertanyaanmu itu kepada mereka.."



"Terima kasih Khalifah.." ujar Imam Syafi'i. Lalu ia mengajukan pertanyaannya tersebut, "Ada seorang lelaki meninggal dunia dan meninggalkan warisan sebanyak 600 dirham, sedangkan saudara perempuannya hanya mendapatkan hak warisan 1 dirham saja. Lalu, bagaimana cara membagi warisan lelaki tersebut dengan seadil-adilnya? Silahkan dijawab.." kata Imam Syafi'i.



Setelah Imam Syafi'i mengajukan pertanyan tersebut, maka heninglah suasana ruangan tersebut dalam tempo yang cukup lama, tidak ada satupun dari para ulama' ini yang mampu menjawabnya, hanya rasa khawatir saja yang terpancar dari raut muka mereka, sehingga tanpa terasa keringat dinginpun mulai bercucuran. Melihat kondisi ini, Khalifahpun akhirnya berucap memecahkan keheningan suasana tersebut, "Sudahlah Imam Syafi'i, kau beritahukan saja bagaimana jawaban atas pertanyaanmu tadi.."



Imam Syafi'i pun akhirnya menjawab, "Lelaki yang meninggal dunia itu meninggalkan 2 anak perempuan, meninggalkan ibu, 12 saudara lelaki dan 1 orang saudara perempuan. Jadi pembagian warisan sebesar 600 dirham tersebut adalah, 2 per 3 untuk kedua anak perempuannya senilai 400 dirham, ibunya mendapatkan seper enamnya yaitu 100 dirham, istrinya mendapatkan hak seperdelapannya yaitu 75 dirham, 12 saudara lelakinya mendapatkan bagian 24 dirham, dan 1 dirham hak dari saudara perempuannya."



Khalifah Harun Ar-Rasyid pun semakin kagum akan kecerdasan Imam Syafi'i dan ia berkata, "Subkhaanalaah, sungguh kecerdasanmu luar biasa wahai Imam Syafi'i, semoga Allah SWT menjadikan banyak dari keturunanku sama seperti engkau.." Lalu Khalifah menghadiahkan 2.000 dirham kepada Imam Syafi'i dan diterima dengan senang hati oleh Imam Syafi'i, lalu oleh Imam Syafi'i 2.000 dirham tersebut dibagikannya kepada semua para pembantu dan pelayan istana.



Salah satu pesan dari Imam Syafi'i yang cukup populer adalah, "Jagalah 4 pintu gerbang kemaksiatan, maka niscaya engkau akan memiliki kecerdasan yang luar biasa.." Apa 4 pintu gerbang kamaksiatan tersebut? Pertama adalah mata, kedua adalah telinga, ketiganya lisan, dan ke empatnya adalah hati. Jagalah ke 4 pintu gerbang ini jangan sampai kebobolan, niscaya kita akan memiliki kecerdasan yang luar biasa, Insya Allah...



Demikian kisah nyata tentang sedikit dari kecerdasan yang dimiliki oleh Imam Syafi'i yang bisa saya sampaikan kepada sobat online semua. Semoga cerita inspiratif ini mampu membuka hati dan pikiran kita untuk bisa mengambil manfaat dan hikmahnya, sehingga mendatangkan keberkahan dalam kehidupan kita. Insya Allah berikutnya akan saya posting lagi kisah kecerdasan Imam Syafi'i dalam versi yang lain, sampai nanti dan salam sukses untuk sobat online semua, terima kasih.

0 Response to "Kecerdasan Imam Syafi'i"

Post a Comment